Souvenir Shop Endangers Traditional Markets

Keberadaan toko-toko suvenir besar di Bali membawa ancaman tidak hanya untuk pasar seni tradisional, tetapi juga kepada pengrajin dan pembuat souvenir di daerah desa. Hal ini dapat terjadi karena fakta bahwa pasar seni tradisional mendapatkan produk dari pengrajin. Para crafstmen membawa artwoks mereka dan souvenir ke pasar dan menjualnya kepada pemilik kios di pasar. Sementara itu, toko-toko suvenir yang paling memproduksi barang mereka sendiri dengan menyewa beberapa pekerja atau membeli dari grosir yang membeli produk dari pengrajin dengan harga rendah. Selain itu, pengrajin tidak dapat dengan mudah menawarkan produk mereka ke toko shouvenir karena birokrasi yang rumit. Jika kondisi ini tidak segera diganti, maka akan memotong pendapatan penduduk desa yang mencari nafkah dari produk mereka.

Meningkatnya jumlah toko-toko suvenir yang besar, yang sebagian besar didukung oleh orang-orang dengan modal besar, harus serius dilakukan oleh Kabupaten dan Pemerintah Propinsi di Bali. Para pejabat harus membatasi dan memberikan lebih banyak pembatasan sebelum mengeluarkan izin operasi untuk toko-toko skala besar, seperti yang dikhawatirkan kuat usaha kecil yang menawarkan produk serupa di pasar seni tradisional. Selanjutnya, pemerintah daerah juga harus mengumumkan peraturan-peraturan tertentu atau enactments untuk mengelola persyaratan seorang pengusaha yang ingin membangun sebuah toko suvenir.


Baca lebih lanjut ...

0 comments:

Post a Comment